Cerita 1 : Cinta
Aku mencintainya, sungguh. Tiada hari aku lewati tanpanya. Dia semangat dan dialah hidupku. Melihatnya tertawa, berbicara, menangis, sedih, dan segala yang dia lakukan membuatku semakin sayang padanya. Aku memiliki sebuah impian, menjadi terkenal, dengan karya2 yang hebat. Karena dia aku mampu belajar, pelan-pelan menggapai angan itu. Menciptakan karya dengan dia sebagai semangat utama.
Sudah dua belas tahun sejak pertama kali aku jatuh cinta padanya, kini aku telah menjadi terkenal dengan karya-karya hebat. Sungguh bangga aku bisa mencapai semua ini karena dia meskipun dia tak pernah sekalipun berbicara padaku. Love is Blinds sometimes.
Cerita 2 : Petak Umpet
Ibu mengatakan kita akan memainkan sebuah game. Sebuah permainan petak umpet, dan Ayah akan ikut dalam permainan itu. Ibu mengatakan kepada aku untuk menemukan tempat yang benar-benar baik untuk bersembunyi dan jangan mengeluarkan suara sedikitpun. Dia mengatakan bahwa ketika Ayah menemukanku, maka aku harus kembali ketempat Ayah menghitung, dan lari secepat yang aku bisa. Aku benar-benar mahir dalam permainan petak ini, dia pasti tidak akan menemukanku.
Ayah mulai menghitung. Akupun segera bersembunyi ke dalam lemari pakaian orangtuaku. Tapi ada yang aneh dengan lemari ini. Isinya agak kosong, padahal biasanya selalu penuh. Kalau kupikir-pikir lagi, koper yang biasanya ada di bagian atas lemari ini juga tidak ada. Sepertinya tadi kulihat koper itu ada di dekat pintu depan. "Mereka pasti tadi sedang merapikan isi lemari ini" pikirku dalam hati. Lama kutunggu Ayah menemukanku, tapi dia tidak kunjung datang. Aku mulai merasa lapar dan sesak di dalam lemari itu. Akupun memutuskan untuk menyerah dan keluar dari lemari itu. Saat aku kembali ke tempat Ayah menghitung, dia tidak ada di sana. "Ayaaah..." aku berteriak memanggilnya. Tidak ada jawaban. Ayah dan Ibu pasti bersembunyi. Mereka memang suka iseng.
Cerita 3 : Bersembunyi
"Aku takut, ibu ! Mereka bersembunyi di bawah tempat tidurku !"
Sang ibu berjongkok di samping anaknya, yang meringkuk di tempat tidurnya, dan menarik selimut erat ke wajahnya, matanya yang ketakutan mengintip dari balik kain berwarna biru.
"Sayang, kita harus bisa melalui malam ini. Selalu ada sesuatu dari kisah lain yang bersembunyi di bawah tempat tidurmu, atau bersembunyi di lemari, atau bersembunyi di kotak mainan kamu. Tidak ada yang perlu ditakutkan."
"Aku tidak takut pada mereka, ibu. Aku takut karena mereka bersembunyi."
Cerita 4 : Dia
Aku memeluknya erat seakan tak ingin kehilangan kehadirannya, ibuku ingin dia pergi dari rumah ini semenjak terjadi suatu kecelakaan yang membuat ia kehilangan wajah cantiknya, akupun membelikan dia wajah yang baru walau tak secantik wajah lamanya. Sungguh dia sangat berarti bagiku, dia menemani hari2 sepiku dan membuatku betah berlama- lama dengannya walau hanya berdua saja. Semoga ibu menerima kehadirannya walau sudah tak secantik dahulu.
Cerita 5 : Hidup
Mengalami kecelakaan sepeda motor sungguh mengacaukan hidupku. Aku koma selama beberapa tahun dan mati dalam jangka waktu yang singkat. Setelah aku bangun, aku kira bagian yang sulit adalah kembali ke kehidupan lama dan mengetahui orang-orang yang kucintai telah pindah, namun aku salah. Bagian tersulit dari bangun adalah menjelaskan bagaimana aku memanjat tanah setinggi 6 meter.
Aku mencintainya, sungguh. Tiada hari aku lewati tanpanya. Dia semangat dan dialah hidupku. Melihatnya tertawa, berbicara, menangis, sedih, dan segala yang dia lakukan membuatku semakin sayang padanya. Aku memiliki sebuah impian, menjadi terkenal, dengan karya2 yang hebat. Karena dia aku mampu belajar, pelan-pelan menggapai angan itu. Menciptakan karya dengan dia sebagai semangat utama.
Sudah dua belas tahun sejak pertama kali aku jatuh cinta padanya, kini aku telah menjadi terkenal dengan karya-karya hebat. Sungguh bangga aku bisa mencapai semua ini karena dia meskipun dia tak pernah sekalipun berbicara padaku. Love is Blinds sometimes.
Cerita 2 : Petak Umpet
Ibu mengatakan kita akan memainkan sebuah game. Sebuah permainan petak umpet, dan Ayah akan ikut dalam permainan itu. Ibu mengatakan kepada aku untuk menemukan tempat yang benar-benar baik untuk bersembunyi dan jangan mengeluarkan suara sedikitpun. Dia mengatakan bahwa ketika Ayah menemukanku, maka aku harus kembali ketempat Ayah menghitung, dan lari secepat yang aku bisa. Aku benar-benar mahir dalam permainan petak ini, dia pasti tidak akan menemukanku.
Ayah mulai menghitung. Akupun segera bersembunyi ke dalam lemari pakaian orangtuaku. Tapi ada yang aneh dengan lemari ini. Isinya agak kosong, padahal biasanya selalu penuh. Kalau kupikir-pikir lagi, koper yang biasanya ada di bagian atas lemari ini juga tidak ada. Sepertinya tadi kulihat koper itu ada di dekat pintu depan. "Mereka pasti tadi sedang merapikan isi lemari ini" pikirku dalam hati. Lama kutunggu Ayah menemukanku, tapi dia tidak kunjung datang. Aku mulai merasa lapar dan sesak di dalam lemari itu. Akupun memutuskan untuk menyerah dan keluar dari lemari itu. Saat aku kembali ke tempat Ayah menghitung, dia tidak ada di sana. "Ayaaah..." aku berteriak memanggilnya. Tidak ada jawaban. Ayah dan Ibu pasti bersembunyi. Mereka memang suka iseng.
Cerita 3 : Bersembunyi
"Aku takut, ibu ! Mereka bersembunyi di bawah tempat tidurku !"
Sang ibu berjongkok di samping anaknya, yang meringkuk di tempat tidurnya, dan menarik selimut erat ke wajahnya, matanya yang ketakutan mengintip dari balik kain berwarna biru.
"Sayang, kita harus bisa melalui malam ini. Selalu ada sesuatu dari kisah lain yang bersembunyi di bawah tempat tidurmu, atau bersembunyi di lemari, atau bersembunyi di kotak mainan kamu. Tidak ada yang perlu ditakutkan."
"Aku tidak takut pada mereka, ibu. Aku takut karena mereka bersembunyi."
Cerita 4 : Dia
Aku memeluknya erat seakan tak ingin kehilangan kehadirannya, ibuku ingin dia pergi dari rumah ini semenjak terjadi suatu kecelakaan yang membuat ia kehilangan wajah cantiknya, akupun membelikan dia wajah yang baru walau tak secantik wajah lamanya. Sungguh dia sangat berarti bagiku, dia menemani hari2 sepiku dan membuatku betah berlama- lama dengannya walau hanya berdua saja. Semoga ibu menerima kehadirannya walau sudah tak secantik dahulu.
Cerita 5 : Hidup
Mengalami kecelakaan sepeda motor sungguh mengacaukan hidupku. Aku koma selama beberapa tahun dan mati dalam jangka waktu yang singkat. Setelah aku bangun, aku kira bagian yang sulit adalah kembali ke kehidupan lama dan mengetahui orang-orang yang kucintai telah pindah, namun aku salah. Bagian tersulit dari bangun adalah menjelaskan bagaimana aku memanjat tanah setinggi 6 meter.
Cerita pertama itu significant other nya dia seorang mayat.
BalasHapusCerita kedua ibu dan ayahnya mau ninggalin anaknya/pindah tapi ngga mau anaknya ikut
Cerita ketiga itu ibunya lebih menakutkan daripada monster yang sembunyi makanya monster nya sembunyi
Cerita keempat juga significant other nya udah mati tapi karena dia masih sayang dia beliin muka baru/wig/apapun yang bikin muka nya berbentuk lagi
Yang kelima dia udah dinyatakan mati dan udah dikubur,dan pas dia kembali hidup,dia udah didalam kuburan
CMIIW